TEMPO.CO, SURABAYA - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur memproyeksikan pertumbuhan penjualan listrik sampai akhir tahun ini masih tumbuh positif sebab hingga November 2020 sudah mampu tumbuh mencapai 2,25 persen.
Senior Manager General Affairs PLN UID Jatim, A Rasyid Naja mengatakan pertumbuhan penjualan listrik sampai November kemarin di Jatim ini bahkan lebih besar jika dibandingkan penjualan listrik secara nasional yang konsumsi energinya hanya tumbuh 0,05 persen.
“Pertumbuhan konsumsi energi listrik pada awal tahun ini positif 6 persen tepatnya Januari - Februari, lalu ketika pandemi pertumbuhannya turun dan berbagai tarif juga negatif, dan kami maklumi. Namun sampai Oktober, tren pertumbuhannya naik 2,65 persen, artinya positif,” katanya, Rabu 23 Desember 2020.
Dia mengakui memang ada beberapa industri dan bisnis yang mengalami kendala dari sisi pertumbuhan sehingga mempengaruhi tingkat konsumsi energi. Namun sebaliknya, industri atau usaha kecil malah tumbuh konsumsi energinya terutama sektor makanan dan minuman, dan juga telekomunikasi.
“Jadi pada semester II industri dan bisnis mulai bergairah, dan akan mengarah ke positif sampai akhir tahun bahkan tahun depan,” imbuhnya.
Rasyid memaparkan saat ini pasokan listrik di Jatim sangat berlebih, dengan total daya yang dimiliki mencapai 9.367 MW, dengan beban puncak 5.935 MW dan cadangan 3.081 MW. Bahkan, dari jumlah beban puncak itu sudah termasuk suplai untuk Bali dan Lombok.